Sabtu, 25 Desember 2010

Dimmer

Rangkaian Dimmer adalah rangkaian pengatur nyala lampu. Dengan rangkaian dimmer, nyala lampu bisa diatur dari yang paling gelap (mati), remang-remang sampai yang paling terang.
Komponen utama rangkaian dimmer adalah Triac , Diac dan Variabel Resistor. TRIAC sebagai komponen utama berfungsi mengatur tegangan AC yang masuk ke lampu. DIAC dan VR berfungsi mengatur bias TRIAC yang menentukan titik kerja on-off dari TRIAC.

Triac yang dipakai bisa semua type dengan kapasitas daya (watt) yang sesuai dengan beban lampu, sebagai contoh type AC03F dan AC05F. DIAC bisa diganti dengan lampu neon kecil (indikator pada setrika). Yang perlu diperhatikan disini adalah tegangan kerja kapasitor, harus minimal 250V. Jadi bisa diganti dengan kapasitor yang mempunyai batas tegangan yang lebih tinggi. Untuk semua resistor harus menggunakan jenis resistor dengan daya minimal 0.5 watt.

Rangkaian dimmer hanya bisa dipakai pada jenis lampu pijar/lampu konvensional. Rangkaian dimmer tidak bisa dipakai pada lampu neon/lampu hemat energi (nyala putih) karena akan menyebabkan kerusakan pada rangkaian dalam lampu.

Rabu, 22 Desember 2010

Ampermeter

Ampermeter merupakan alat untuk mengukur arus listrik. Bagian terpenting dari Ampermeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan kumparan berarus.

Galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur kuat arus searah yang kecil. Semakin besar arus yang melewati kumparan semakin besar simpangan pada galvanometer. Cara kerja galvanometer ini akan dibahas lebih lanjut pada saat Anda mempelajari medan magnetik di kelas XII jurusan IPA.

Ampermeter terdiri dari galvanometer yang dihubungkan paralel dengan resistor yang mempunyai hambatan rendah. Tujuannya adalah untuk menaikan batas ukur ampermeter. Hasil pengukuran akan dapat terbaca pada skala yang ada pada ampermeter.

Bagaimana cara menggunakan Ampermeter?
Misalkan Anda akan mengukur kuat arus yang melewati rangkaian pada gambar
1. Misalkan R adalah lampu, maka:
Gambar 1. a. gambar rangkaian sederhana dengan sumber arus dc. b. rangkaian sebenarnya
Anda harus memasang secara seri ampermeter dengan lampu. Sehingga harus memutus salah satu ujung (lampu menjadi padam). Selanjutnya hubungkan kedua ujung dengan kabel pada ampermeter, seperti gambar 2.
Gambar 2. Rangkaian cara menggunakan Ampermeter
Gambar 3. Multimeter yang dapat digunakan sebagai Ampermeter
Hati-hati saat Anda membaca skala yang digunakan, karena Anda harus memperhatikan batas ukur yang digunakan. Misalnya Anda menggunakan batas ukur 1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Ini berarti saat jarum ampermeter menunjuk angka 10 kuat arus yang mengalir hanya 1 A. Jika menunjukkan angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Secara umum hasil pengamatan pada pembacaan ampermeter dapat dituliskan: Skala yang ditunjuk jarum Ampermeter
Bagaimana jika saat Anda mengukur kuat arus jarum menyimpang melewati batas ukur maksimal? Ini berarti kuat arus yang Anda ukur lebih besar dari batas ukur alat. Anda harus memperbesar batas ukur dengan menggeser batas ukur jika masih memungkinkan. Jika tidak Anda harus memasang hambatan shunt secara paralel pada Ampermeter seperti pada gambar 4 berikut ini.
Gambar 4. Rangkaian hambatan Shunt (Rsh) Ampermeter untuk memperbesar batas ukurnya.
Besar hambatan shunt yang dipasang pada Ampermeter tersebut adalah: